DOWNLOADS


1











.  Bentuk-bentuk  sosialisasi                      
            Sosialisasi dapat dibedakan atas dua bentuk, yakni sosialisasi primer  dan sosialisasi sekunder. Menurut Peter L. Berger dan Luckman yaitu:
a.     Sosialisasi primer
Sosialsiasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil. Pada tahap ini anak mulai mengenal keluarganya dan berlangsung sebelum si anak memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkugan sekolah.
Sosialisasi primer akan mempengaruhi seorang anak untuk dapat membedakan dirinya dengan orang lain yang berada di sekitarnya.
b.     Sosialisasi sekunder
       Sosialisasi sekunder merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer , adanya proses desosialisasi yaitu: proses pencabutan identitas diri yang sama, resosialisasi yaitu: pemberian identitas baru yang di dapat melalui institusi social.
(penerbit: yudhistira, hal: 82-83)
2.  Tipe sosialisasi
Berdasarkan tipenya proses sosialisasi dapat dibedakan atas:
1.     Sosialisasi formal
Terjadi melalui lembaga lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam Negara.
Contoh. Pendidikan di sekolah dan pendidikan meliter.
2.     Sosialisasi informal
Berlangsung di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.
Contoh: antara teman, sahabat, anggota club, dan kelompok-kelompok social didalam masyarakat.

Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sulit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal.
Contoh: apakah seorang remaja yang brkelakuan baik merupakan hasil dari sosialisasi disekolahnya atau di dalam keluarga atau di dalam kelompoknya?.
Tentu sulit untuk menentukannya  karena pada kenyataanya ia mengalami pengaruh dari ketiga agen sosialisasi tersebut.
(penerbit: gelora aksara pratama, hal: 93)

3.  pola sosialisasi
            Gertrude jaeger (dalam sunarto 2004: 33) membagi sosialisasi ke dalam  2 pola yaitu:
1.        pola sosialisasi represif ( repressive socialization)
            biasanya  dilakukan oleh orang tua tipe authoritarian yang memiliki ciri menekankan pada penggunaan terhadap kesalahan . ciri lain sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan pada keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant others.
contoh : untuk mensosialisasikan kedisiplinan, orang tua menerapkan berbagai aturan seperti: sebelum jam 6 sore harus sudah mandi dan jam 7 sudah di dalam kamar dan belajar.
(penerbit: gelora aksara pratama, hal: 93)


2.    pola sosialisai partisipatoris (participatory socialization)
          Merupakan pola dimana anak diberi imbalan ketika berperilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik.
Contoh: ketika menumpahkan makanan , anak diminta membersihkannya sendiri dalam proses sosialisasi ini, anak diberi kebebasan, penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi yang bersifat lisan. Yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan kebutuhannya, keluarga menjadi generalized others.
(Penerbit: erlangga, hal: 83-84)

1 komentar: